Mahasiswa SHB Berikan Solusi Persoalan Di Desa Majatengah
| Date | 13 September 2016 3:40 pm |
| By | Superman is gone |
| Views | 955 |
www.shb.ac.id, radarbanyumas.co.id - Mahasiswa Prodi Diploma Kebidanan STIKes Harapan Bangsa (SHB) yang pada Senin (22/8) lalu, mengikuti pembekalan Pembangunan Masyarakat Desa (PKMD), kini sudah memetakkan persoalan yang ada di Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga. Pemetaan persoalan ini kemudian akan dirapatkan dalam Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II.
Dosen Diploma Kebidanan SHB, Lindayanti, SST M.Keb mengungkapkan, ada beberapa permasalahan yang mampu dipetakkan. Beberapa persoalan itu antara lain banyaknya warga usia lanjut yang merokok, perilaku membuang sampah sembarangan, banyaknya ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi, banyaknya remaja yang merokok, dan kenakalan remaja. Para mahasiswa, kata dia, seluruh permasalahan tersebut akan dibicarakan dengan pihak desa.
"Jadi bersama warga, perangkat desa, puskesmas setempat dan lainnya, akan dibicarakan seluruh persoalan tersebut," ujar dia.
Dia mengatakan, ternyata pemetaan yang dilakukan oleh mahasiswa direspon positif oleh masyarakat Desa Majatengah. Sikap ini terlihat ketika Kepala Desa Majatengah menyanggupi untuk memberikan dukungan dan cara untuk mencari solusinya. Sementara mahasiswa, kata dia, hanya akan memberikan bantuan dengan ilmu kesehatan dan fasilitasi kepada pihak yang lebih kompeten.
"Alhamdulillah pihak desa mendukung. Untuk bantuan dari mahasiswa seperti memberikan ilmu dan teori yang sudah dimiliki kepada pihak puskesmas, desa , dan warga. Sementara untuk pemberian fasilitasi seperti menggandeng BNNK Purbalingga untuk diminta memberikan konseling tentang bahaya merokok dan lain sebagaiya," bebernya.
Lindayanti menjelaskan, dari mahasiswa hanya bisa memberikan dukungan dan bantuan ilmu dan fasilitas saja. Dia berpandangan, bantuan tersebut memang tidak ada yang berbentuk fisik. Sebab, lanjut dia, kegiatan PKMD difokuskan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat selain memberikan pelatihan bagi mahasiswanya sendiri.
"Seperti pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk penanganan banyaknya sampah pembangunan fisiknya diserahkan kepada pihak desa. Kita hanya fokus untuk memberikan ide dan gagasan yang sifatnya jangka panjang," terangnya.(rez)