Universitas Harapan Bangsa
UHB News

UHB News


Diperkirakan terdapat 162 juta balita pendek pada tahun 2012, jika tren berlanjut tanpa upaya penurunan, diproyeksikan akan menjadi 127 juta pada tahun 2025.

Information

Date2 May 2018 2:41 pm
ByAdmin
Views6173




Kesehatan

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) Bisa Mencegah Stunting

Date2 May 2018 2:41 pm
ByAdmin
Views6173

Oleh : Ema Wahyu Ningrum, SST, M.Kes

    Diperkirakan terdapat 162 juta balita pendek pada tahun 2012, jika tren berlanjut tanpa upaya penurunan, diproyeksikan akan menjadi 127 juta pada tahun 2025. Sebanyak  56% anak pendek hidup di Asia dan 36% di Afrika. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, memperlihatkan persentase status gizi balita pendek (pendek dan sangat pendek)  di Indonesia Tahun 2013 adalah 37,2%, jika dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan tahun 2007 (36,8%) tidak menunjukkan penurunan/ perbaikan yang signifikan. Menurut WHO, prevalensi balita pendek menjadi masalah kesehatan masyarakat jika prevalensinya 20% atau  lebih. Karenanya persentase balita pendek di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah kesehatan yang harus ditanggulangi. Menurut RPJMN tahun 2015-2019, Pembangunan kesehatan dalam periode tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian penyakit menulardan pengendalian penyakit tidak menular.

    Salah satu intervensi yang dinilai dapat mengintervensi penyebab timbulnya stunting (balita pendek) menjaga kebersihan diri, keluarga dan lingkungan melalukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). GERMAS dapat dilakukan dengan cara: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu:

1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari,

2) Mengonsumsi buah dan sayur; dan

3) Memeriksakan kesehatan secara rutin.

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga termasuk meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. PHBS menurunkan kejadian sakit terutama penyakit infeksi yang dapat membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi, gizi sulit diserap tubuh dan terhambatnya pertumbuhan. Berdasarkan konsep dan  definisi MDGs, rumah tangga memiliki akses sanitasi layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik  (septic tank) /Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama, cuci tangan menggunakan sabun, berhenti buang air besar sembarangan, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengeloaan sampah rumah tangga, pengelolaan limbah cair rumah tangga.
 


Prev/Next News




© 2024 - www.uhb.ac.id Universitas Harapan Bangsa - Kerjasama dengan Radar Banyumas.
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang

Menu