Universitas Harapan Bangsa
UHB News

UHB News


Rahasia Bahagia Bersama StressBagaimana kita memanagemen diri untuk bahagia dengan stres?

Information

Date13 March 2016 9:50 am
ByAdmin
Views1241




Kesehatan

Rahasia Bahagia Bersama Stress

Date13 March 2016 9:50 am
ByAdmin
Views1241

Rahasia Bahagia Bersama StressBagaimana kita memanagemen diri untuk bahagia dengan stres? Secara teknis psikologik, stress didefinisikan sebagai Suatu respons penyesuaian seseorang terhadap situasi yang dipersepsinya menantang atau mengancam kesejahteraan orang yang bersangkutan. Stres sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dinamika kehidupan, mampu memahami bagaimana mengelola stres menjadi eustress, serta mampu menerangkan bahwa tantangan dan hambatan dapat berubah menjadi peluang. Stres dapat berasal dari 3 sumber, yaitu:

1. Stressor yang penanganannya hanya membutuhkan sedikit upaya seperti misalnya kebiasaan belajar; waktu bangun pagi, diet, dan lainnya dimana upaya menanganinya dengan cara mengubah kebiasaan, membiasakan kebiasaan baru, maka dalam waktu satu-dua minggu dapat berubah.

2. Stressor yang dalam menanganinya membutuhkan upaya yang lebih sungguh-sungguh, seperti contohnya soal kepercayaan diri, persoalan hubungan,dan lainnya, dimana diperlukan bantuan teknikal untuk menanganinya, sepert”percakapan kalbu", skill komunikasi, manajemen konflik, dan lainnya.

3. Stressor yang memang tidak dapat ditangani seperti kematian orang yang dikasihi. Maka penanganannya, perlu belajar berdamai dengan diri menerima kenyataan tersebut, lalu diatasi dengan relaksasi, dan upaya spiritual. Namun demikian, ada kelompok orang yang lebih mudah terkena stress (type kepribadian A), ada juga kelompok lain yang lebih memiliki ketahanan terhadap stress (type kepribadian B)

Untuk mencegah mengalami stress, ada 3 lapis.

Lapis pertama, primary prevention, dengan cara merubah cara kita melakukan sesuatu. Untuk keperluan ini kita perlu memiliki skills yang relevan, misalnya : skill mengatur waktu, skill menyalurkan, skill mendelegasikan, skill mengorganisasikan, menata, dan seterusnya.

Lapis kedua, Secondary prevention, strateginya kita menyiapkan diri menghadapi stressor, dengan cara exercise, diet, rekreasi, istirahat , meditasi, dan seterusnya.

Lapis ketiga, Tertiary prevention, strateginya kita menangani dampak stress yang terlanjur ada, kalau diperlukan meminta bantuan jaringan supportive (social-network) ataupun bantuan profesional.

Bersahabat dengan stres

S , Study skills .
Ada banyak hal yang perlu dipelajari, yang ingin diketahui, ada banyak kegiatan yang ingin diikuti, waktu terbatas. Oleh karena itu, agar tidak menjadi stress, seyogyanya kita perlu memiliki berbagai skill mempelajari situasi dan kondisi sehingga secara efektif dan effisien untuk menggunakan daya dan waktu serta sumber lainnya.

T, Tempo – Time management
Selain skill belajar, skill penting yang juga perlu dikuasai untuk menangani stress adalah manajemen waktu

Rehat, Rest, istirahat
Tubuh kita memerlukan jeda, istirahat. Kita perlu belajar bagaimana speeding up, tetapi juga arif dan terampil untuk slowing down. Bila kita tidak memiliki keterampilan istirahat, sikap santai maka besar kemungkinan kita mengalami stress.

Eating & Exercise – Makan dan Olah raga Kebugaran
Tubuh kita membutuhkan asupan yang seimbang, tetapi juga exercise yang memadai, agar bisa bugar

Self-talk - Percakapan kalbu
Sejak kecil kita punya 'perlengkapan' berpikir yaitu percakapan kalbu, dimana kita biasa mendengar apa yang kaya hati atau hati nurani katakan kepada kita. Isi percakapan itu bisa positif, membuat kita optimis, tetapi seringkali juga negative, membuat kita tertekan-stress. Kita masih perlu lebih mengembangkan arah percakapan dari kita kepada hati nurani ataupun kata hati kita, sehingga terjadi percakapan timbal-balik antara kita dengan diri kita. Dalam hal menangani stress, kita perlu bisa secara sadar mengganti isi percakapan yang tidak mendukung dengan kalimat yang bisa mendukung kita.

Social support - jaringan pendukung,
Dalam keadaan stress sebaiknya kita berusaha bertemu dengan teman, sehingga paling tidak kita tetap punya penghayatan tidak sendirian yang sungguh mencekam. (Rahmaya Nova Handayani)


Prev/Next News




© 2024 - www.uhb.ac.id Universitas Harapan Bangsa - Kerjasama dengan Radar Banyumas.
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang

Menu