Date | 11 March 2017 3:45 pm |
By | Admin |
Views | 758 |
Vitamin Bukan Pengganti Makan Anak
Pertanyaan:
Assalammu’alaikum wr wb.
Pengasuh rubrik konsultasi yang saya hormati, saya Anggun, saya memiliki anak perempuan usia 4 tahun namun anak saya susah sekali untuk makan. Saya sudah berusaha untuk membuat suasana menyenangkan saat anak makan, hasilnya anak tetap tidak menghabiskan makanan yang sudah disediakan dan hanya makan beberapa sendok. Saya berniat untuk mengganti makanan anak dengan memberikan vitamin. Apa niatan tersebut sudah tepat dan bagaimana cara terbaik mengatasinya?
Anggun, Ledug, Banyumas
Jawaban :
Wa’alaikumsalam wr wb.
Ibu Anggun yang dirahmati oleh ALLAH SWT, masalah makan pada anak dialami sekitar 25 persen pada anak. Penelitian yang dilakukan di Jakarta menyebutkan pada anak pra sekolah usia 4-6 tahun didapatkan prevalensi kesulitan makan sebesar 33,6 persen. Sebagian besar 79,2 persen telah berlangsung lebih dari 3 bulan.
Secara umum penyebab umum kesulitan makan pada anak dibedakan dalam beberapa faktor yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Pendekatan dan penanganan terbaik pada kasus kesulitan makan pada anak bukanlah dengan pemberian vitamin nafsu makan, tetapi harus dilakukan pendekatan yang cermat, teliti dan terpadu. Sering terjadi orang tua dalam menghadapi masalah kesulitan makan pada anaknya telah mencoba berbagai vitamin tetapi tak kunjung membaik.
Kadangkala pemberian vitamin justru menutupi penyebab dari gangguan tersebut. Jika penyebabnya tidak tertangani dengan tuntas maka keluhan tersebut terus berulang. Bila penyebabnya tidak segera terdeteksi maka anak akan tergantung dengan pemberian vitamin padahal bila kita tidak waspada terdapat beberapa akibat dari pemberian obat-obatan dan vitamin dalam jangka waktu yang lama.
Bila dalam waktu 1 bulan kesulitan makan tidak kunjung membaik disertai penurunan atau tidak ada peningkatan berat badan dan belum ditemukan penyebabnya maka kita wajib waspada. Sebelum menjadi lebih berat dan timbul komplikasi yang lebih berat maka sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter spesialis anak.
Demikian jawaban dari saya.Semoga bermanfaat.Wassalamu’alaikum wr wb. (Etika Dewi Cahyaningrum SST M Kes)
Diasuh oleh Tim Konsultasi Kesehatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto