PURWOKERTO – Zidan Muhammad Fatkhi, mahasiswa semester 5 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Harapan Bangsa (UHB), sedang menjalani program magang di Jepang yang merupakan bagian dari Batch ke-7 UHB.
Mahasiswa asal Banjarnegara ini berangkat ke Okinawa, Jepang, pada Desember 2023 dan kini tinggal empat bulan lagi sebelum kembali ke Indonesia.
Bagi Zidan, perjalanan magangnya di Jepang penuh dengan tantangan, terutama dari segi emosional.
Dalam lingkungan baru, di mana bahasa menjadi kendala utama, Zidan harus belajar menahan emosi, terutama ketika berhadapan dengan pasien yang banyak menuntut.
Meski demikian, ia merasa kemampuan mengendalikannya semakin baik seiring waktu.
“Di sini, kadang emosionalnya naik turun, tapi saya belajar lebih bisa menahan diri,” ujar Zidan.
Untuk meredakan stres, Zidan sering mengajak teman-temannya mencari angin segar di sekitar Chusaidori, sebuah kawasan terkenal di Okinawa.
Bercerita dan berbagi pengalaman dengan teman-temannya menjadi cara ampuh baginya untuk ‘healing’.
Meski kemampuan bahasa Jepangnya belum sempurna, Zidan merasa sudah cukup memahami apa yang dimaksud oleh orang-orang di sekitarnya.
“Bahasa masih kurang, tapi orang Jepang bisa maklum karena saya masih magang,” katanya.
Awalnya, Zidan tidak menyangka akan berkuliah di UHB, apalagi menjalani magang di Jepang. Rekomendasi dari teman ayahnya membawanya ke UHB tanpa harus melalui tes.
Kecintaannya pada anime, terutama “Black Clover” yang pertama kali ia tonton setelah lulus SMA, semakin menguatkan niatnya untuk ikut kelas bahasa Jepang di UHB.
“Dulu saya tidak tahu ada program magang ke Jepang di UHB. Tapi setelah tahu, saya langsung ikut,” ungkap Zidan.
Meski begitu, ekspektasi Zidan tentang Jepang sedikit berbeda dari kenyataan. “Di Jepang, saya pikir banyak sakura dan salju. Tapi di Okinawa, ternyata tidak ada,” candanya.
Zidan mengaku lebih menyukai musim dingin di Okinawa daripada musim panas yang sangat terik. “Kalau musim panas, saya malas keluar. Panas banget di sini,” ujarnya dengan tawa kecil.
Namun, Zidan tetap bersemangat menjalani sisa waktu magangnya dan berharap suatu hari nanti bisa menghadiri event cosplay langsung di Jepang, sesuatu yang masih menjadi impiannya.
Kisah Zidan ini menggambarkan bagaimana pengalaman magang di luar negeri, khususnya di Jepang, tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan mengelola diri dalam menghadapi berbagai tantangan.
Rektor UHB, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., menegaskan pentingnya Program Magang Jepang ini bagi mahasiswa UHB.
“Program ini bukan hanya sekadar magang, tetapi juga merupakan jembatan bagi mahasiswa untuk memahami dunia kerja secara global, terutama dalam bidang keperawatan,” ujar Dr. Yuris.
Ia juga menekankan bahwa melalui program ini, mahasiswa akan memiliki pengalaman berharga yang bisa diaplikasikan di dunia kerja setelah lulus, baik di dalam maupun luar negeri.
“Pengalaman seperti ini akan menjadi modal penting bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan profesi ke depan,” tambahnya.
Head of Global Internship Program di UHB, Ida Dian Sukmawati, S.S., M.Pd., menambahkan, Program Magang Jepang ini telah menjadi program unggulan yang diminati oleh banyak mahasiswa setiap tahunnya.
“Peningkatan peminat program ini terjadi setiap tahun, terutama setelah mendengar langsung pengalaman dari para alumni Program Magang Jepang,” kata Ida.
Ia menjelaskan bahwa Program Magang Jepang bukan hanya soal materi, meskipun mahasiswa yang mengikuti program ini akan mendapatkan gaji dari masing-masing rumah sakit di Jepang.
“Program ini memberikan banyak keuntungan, mulai dari pengalaman bekerja di lingkungan rumah sakit hingga peningkatan kemampuan berbahasa asing dan jaringan yang lebih luas,” tutupnya.
Leave a Reply