Universitas Harapan Bangsa
UHB News

UHB News


Garam (NaCI) dan Gula (Glukosa, sukrosa, dekstrosa, sirup jagung) merupakan bahan yang tidak perlu dimasukan dalam makanan pendamping ASI

Information

Date10 October 2016 8:57 am
BySuperman is gone
Views1313




Kesehatan

MPASI Homemade Gulgar

Date10 October 2016 8:57 am
BySuperman is gone
Views1313

Titik kritis anak adalah saat memberikan makan pendamping ASI (MPASI), sebelum anak berusia 1 tahun juga tidak perlu menambahkan gula dan garam pada makanannya. Memperkenalkan rasa gula dan garam terlalu dini pada anak bisa membuatnya 'craving' (mengidam atau keinginan terus menerus) dengan makanan manis atau asin, yang bisa berdampak buruk pada kesehatan. Terlalu banyak garam dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang memainkan peran dalam penyakit jantung. Terlalu banyak gula dapat membahayakan gigi bayi dan berkontribusi terhadap perkembangan diabetes.
Makanan padat pertama yang diberikan kepada anak harus mudah dicerna.

Dan bukanlah makanan yang mempunyai resiko alergi yang tinggi. Jangan tergiur untuk menambahkan gula, garam atau penyedap pada makanan bayi. Biarkan makanan rasanya hambar, karena bayi tidak mengenal definisi hambar karena mereka baru mengenal rasa. Jadi, biarkan anak merasakan rasa asli dari makanan tersebut. Pemberian garam (yang mengandung sodium) terlalu dini kepada bayi bisa menyebabkan kerusakan pada ginjal. Selain itu, pada saat mereka dewasa, mereka lebih mudah terkena hypertensi (tekanan darah tinggi).

Garam (NaCI) dan Gula (Glukosa, sukrosa, dekstrosa, sirup jagung) merupakan bahan yang tidak perlu dimasukan dalam makanan pendamping ASI. Walaupun pada dasarnya tubuh memerlukan sodium untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, namun sumber sodium itu sebetulnya tidak hanya berasal dari garam namun juga hadir dalam produk susu, ASI, roti, sereal, dan daging.

Setelah si kecil melewati 1 tahun, hingga ia berusia 2 tahun, kebiasaan tanpa garam tetap bisa dijalankan. Tetapi tidak perlu menjadi aturan kaku. Yang penting, Anda tidak dengan sengaja menambahkan garam kedalam makanan anak, apalagi dalam jumlah berlebihan (batas asinnya mengikuti ambang citarasa ortu).

Penelitian Dewi dan Kurniawan tahun 2016 dengan Judul Pengaruh Pelatihan Tentang Manajemen  ASI Perah Dan MPASI 
Homemade No Gulgar Terhadap Pengetahuan Dan Ketrampilan Ibu Nifas dengan desain penelitian ini adalah Quasi-eksperiment. Teknik sampling yang digunakan Purposivesampling. Instrument untuk menilai pengetahuan dan ketrampilan ibu nifas menggunakan quisioner dan ceklist. Uji statistik dengan uji hipotesis dan tingkat kemaknaan 95%(alpha 0,05), karena data tidak berditribusi normal maka menggunakan uji wilcoxon. 

Hasil penelitian ada Pengaruh Pelatihan Tentang Manajemen ASI Perah Dan MPASI Homemade No Gulgar Terhadap Pengetahuan Dan Ketrampilan Ibu Nifas di Desa Kembaran Wetan Wilayah Puskesmas Kalikajar Kabupaten Purbalingga dengan p = 0,001. Disarankan kepada pihak puskesmas dan Tenaga Kesehatan terkait sebaiknya melakukan follow up dan tindaklanjut untuk mengadakan penyuluhan/ pelatihan tentang Manajemen ASI Perah Dan MPASI Homemade No Gulgar kepada responden yang lain secara rutin, sehingga standar emas makanan bayi tentang pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkulitas berasal dari makanan keluarga bisa terwujud.

Oleh : Feti Kumala Dewi, SST.M.Kes.


Prev/Next News




© 2024 - www.uhb.ac.id Universitas Harapan Bangsa - Kerjasama dengan Radar Banyumas.
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang

Menu