Universitas Harapan Bangsa
UHB News

UHB News


Balneotherapy adalah perawatan menggunakan air panas mineral sulfur (belerang) serta gas limpur vulkanis.

Information

Date24 April 2016 1:11 pm
ByAdmin
Views2685




Kesehatan

Mengenal Balneotheraphy

Date24 April 2016 1:11 pm
ByAdmin
Views2685

Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang dilalui jalur vulkanik yang menyimpan potensi energi panas bumi yang sangat berlimpah. Hal ini ditandai dengan munculnya manifestasi panas bumi sebanyak 14 lokasi yang tersebar di kota, salah satunya di Kabupaten Banyumas yakni di Baturaden. Energi panas bumi mempunyai potensi energi yang dapat dimanfaatkan baik untuk pembangkit listrik maupun pemanfaatan langsung energy panas bumi seperti media pengering produk pertanian (coklat, kopi, kopra, teh, biji-bijian)dan perikanan, sterilisasi media tanam, pasteurisasi produk peternakan (susu), pemanas ruangan, pemandian air panas, penyamak kulit dan Iain-lain.

Sumber energi panas bumi yang tersebar luas hampir di seluruh kepulauan Indonesia tersebut, ada yang memiliki entalpi tinggi, sedang maupun rendah, Menurut diagram Lindall, surnber energi yang memiliki entalpi tinggi (temperatur = 200° C) pemanfaatannya adalah untuk pembangkit listrik. Sedangkan yang memiliki entalpi sedang hingga rendah (temperatur = 200°C) dapat dimanfaatkan sebagai balneotherapy.

Balneotherapy adalah perawatan menggunakan air panas mineral sulfur (belerang) serta gas limpur vulkanis. Terapi dengan sumber air panas mineral ini besar manfaatnya untuk memberikan relaksasi, sekaligus mengatasi berbagai gangguan kulit, nyeri persendian dan cedera olahraga.

Balneoterapi menggunakan air panas yang diambil dari air pada sistem panas bumi. Air mineral ini mengandung beberapa ion yang penting, diantaranya kation Na, K, Ca, dan Mg serta anion SO4, Cl, dan HCO3 melebihi 1 gram/liter. Dalam prakteknya air mineral ini harus bebas bakteri karena beberapa elemen tadi akan diserap melalui kulit dan akan menjadi zat kekebalan tubuh yang aktif yang akan memainkan peranan penting dalam metabolisme dan mekanisme mineral dalam tubuh.

Sedangkan panas yang dibutuhkan oleh balneoterapi ini minimal sebesar 20°C yang dihasilkan dari mata air alami ataupun diambil langsung dari air sumur geotermal. Balneoterapi ini sebenarnya masih cukup sulit untuk dipelajari karena biasanya menjadi bagian dari terapi spa di banyak negara.
Namun efek dari adanya balneoterapi ini dapat dirasakan dengan melakukannya secara rutin. Kualitas adanya balneoterapi ini akan maksimal apabila dipadukan dengan spa. Orang yang melakukan spa, tidak hanya mendapatkan fasilitas berendam secara metode balneoterapi tapi akan mendapatkan hal lain seperti pijat, elektroterapi, dan olahraga yang tentunya akan menambah kualitas dari perawatan ini.

Ditinjau secara medis, perawatan ini akan berjalan apabila dilakukan secara rutin minimal dalam tempo 2-3 minggu sekali. Sebuah penelitian dari beberapa dokter di rumah sakit luar negri menerangkan bahwa adanya metode balneoterapi di beberapa rumah spa selain bisa untuk sebagai refleksi syaraf untuk mencari ketenangan secara psikologis tetapi juga dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan berendam menggunakan metode balneoterapi ini diantaranya adalah ostreoartritis, fibromyalgia, sakit punggung kronis, arthritis psoriatis dan rheumatoid arthritis. Namun parameter kesembuhan ini hanya bisa dicapai dengan perawatan jangka panjang. Tetapi hampir semua penelitian di rumah sakit menunjukkan adanya kemajuan percepatan waktu penyembuhan antara pasien yang menggunakan balneoterapi sebagai media penyembuhan bagi penyakit mereka dan yang tidak. Dari studi balneotherapy ini juga tidak didapat adanya efek samping buruk yang serius.

Dengan begini berarti di indonesia sistem ini dapat dikembangkan dengan mudah dan lebih murah dibandingkan dengan yang telah dikembangkan di Eropa semisal di Belanda. Di sana mereka mendapatkan air hangat dengan menggunakan alat pemanas, yang berarti harus mengeluarkan biaya dalam hal ini. Belum lagi mereka juga harus menambahkan mineral dalam air panas tersebut agar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Namun di negara yang mempunyai sumber panas bumi, biaya untuk hal ini dapat ditekan dengan menggunakan air panas dari geotermal secara langsung.

Di Indonesia, upaya untuk memasyarakatkan budaya mandi dengan menggunakan air panas langsung dari geothermal ini perlu lebih ditingkatkan karena kita punya sumber panas bumi yang sangat besar. Orang Indonesia saat ini mungkin lebih tertarik pergi ke spa di rumah-rumah spa daripada datang ke pemandian air hangat. Hal ini mungkin karena “pengemasan” dari pemandian aair hangat ini kurang menarik. Sedangkan kebanyakan orang Indonesia mempunyai gaya hidup yang mengikuti orang barat yang sering pergi ke spa. Jika kita pandai memanfaatkan peluang sumber panas bumi untuk pemandian yang dipadukan dengan spa, maka biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan/pasien akan jauh lebih murah. (Matyarini BS)


Prev/Next News




© 2024 - www.uhb.ac.id Universitas Harapan Bangsa - Kerjasama dengan Radar Banyumas.
Hak Cipta Dilindungi Oleh Undang-Undang

Menu