UHB NEWS

Dari Gagal Berkali-Kali Hingga Magang di Okinawa Kisah Inspiratif Surinto, Mahasiswa Magang Jepang UHB

Dari Gagal Berkali-Kali Hingga Magang di Okinawa  Kisah Inspiratif Surinto, Mahasiswa Magang Jepang UHB

 

PURWOKERTO – Surinto, mahasiswa semester 6 S1 Keperawatan Universitas Harapan Bangsa (UHB) ini berhasil membuktikan bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Anak bungsu dari lima bersaudara ini telah menghadapi berbagai rintangan untuk mencapai tujuannya. Namun, berkat keteguhan hati dan dorongan semangat untuk mengabdi kepada masyarakat, ia kini berada di Perfektur Okinawa, Jepang, untuk menjalani Program Magang Jepang UHB selama satu tahun.

Sebelum pencapaiannya sampai ke Jepang seperti saat ini, Surinto mengaku harus menelan pil pahit kegagalan berkali-kali. Ia dua kali gagal masuk perguruan tinggi dan tiga kali gagal mendaftar sebagai polisi. Bahkan ketika mencoba mendaftar di sekolah kedinasan, ia kembali gagal.

“Orang tua ingin saya mengabdi untuk negara. Ya salah satunya lewat jalur polisi dan sekolah kedinasan,” ungkapnya.

Namun, titik balik terjadi ketika Surinto bertemu dengan seorang teman yang kuliah di Universitas Harapan Bangsa (UHB). Meski awalnya ragu karena belum mengenal UHB, Surinto akhirnya memutuskan untuk mendaftar.

“Saya tahunya dulu kuliah kesehatan di Purwokerto ya paling Poltekes Semarang, Unsoed atau UMP. Ternyata UHB juga konsen di kesehatan,” ujarnya. Keputusannya ini membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Kisah Surinto di UHB tidak lepas dari keberuntungan. Meski pendaftaran sudah ditutup, ada perpanjangan dua hari yang memungkinkan dirinya mendaftar. Niat awal untuk mengambil jurusan Anestesi tidak tercapai karena kuota penuh, sehingga ia beralih ke Keperawatan, sebuah jurusan yang justru membawanya ke program magang di Jepang.

Namun, perjalanannya menuju Jepang ini juga diwarnai kesialan. Pertama saat di asrama, ia sempat dirawat di rumah sakit selama tiga hari. Bahkan sebelum berangkat ke Jepang, ia mengalami kecelakaan, namun tetap berhasil melanjutkan perjalanannya.

Dan kesialan terakhirnya yakni saat Surinto tiba di Jepang. Yakni saat KTP Jepang-nya sempat hilang di pesawat, yang nyaris membuatnya tertahan untuk memulai magang di Jepang.

“Walaupun banyak rintangan atau kesialan, tapi saya merasa beruntung karena bisa sampai di titik ini, yakni Magang di Jepang,” katanya dengan nada optimis.

Di Okinawa, Surinto tidak hanya belajar tentang keperawatan, tetapi juga mengalami berbagai tantangan budaya. Dari makanan yang hampir semuanya mengandung babi hingga gaya pergaulan yang berbeda, semuanya mengajarkannya tentang adaptasi.

“Akhirnya kita siasati dengan masak sendiri. Lagipula selama di asrama UHB kita juga sudah terbiasa masak sendiri,” jelasnya.

Selain itu, ia juga merasakan kehangatan masyarakat Jepang yang sangat menghargai waktu dan mandiri. “Disini waktu sangat dihargai. Sebagai contoh, kita kan kerja selama 21 hari dalam 1 bulan. Kalau selama 21 hari kerja tersebut kita tidak pernah telat, kita akan dapat bonus selain gaji bulanan,” tambah Surinto.

Kisah Surinto adalah bukti bahwa kesuksesan tidak datang dengan mudah. Dengan keteguhan hati, adaptasi, dan semangat untuk belajar, ia berhasil mengubah kegagalan menjadi keberhasilan yang membanggakan.

“Ke Jepang ini memang jadi mimpi sejak kecil. Dari kecil saya suka nonton anime Jepang genre olahraga. Dan sekarang, saya bisa mewujudkan mimpi itu,” katanya dengan senyum penuh arti.

Melalui proses ini, Surinto berharap bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang sedang berjuang menghadapi tantangan dalam hidup. Bahwa setiap kegagalan adalah kesempatan untuk bangkit dan meraih mimpi.

Terpisah, Rektor UHB, Dr. Yuris Tri Naili, S.H., KN., M.H., menegaskan UHB selalu berusaha memberikan kesempatan terbaik bagi mahasiswa. Sehingga beberapa fasilitas selalu dimaksimalkan, salah satunya melalui Program Magang Jepang.

Rektor menambahkan bahwa program magang Jepang ini adalah salah satu wujud komitmen UHB dalam mempersiapkan mahasiswa menjadi tenaga kesehatan yang unggul dan mampu bersaing di kancah internasional.

“UHB bersama Yayasan Pendidikan Dwi Puspita berharap program ini tidak hanya meningkatkan kompetensi profesional, tetapi juga membentuk karakter dan kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan global,” tegasnya. (*)

Tags

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *